SUKSESDUNIA - Riset Knight Frank Prime Bolbal Cities Index menunjukkan, harga properti mewah di 23 kota di dunia yang di survei meningkat rata-rata 0,2% pada kuartal 4 tahun 2011. Jakarta menempati peringkat ke-3 (kenaikan harga rata-rata sebesar untuk sektor kondominium mewah dengan rata-rata per unit di atas Rp 5 Milyar) disusul oleh Beijing, Hong Kong, Sanghai, Kuala Lumpur, Singapura dan Mumbai di Asia Pasifik, untuk kenaikan harga rata-rata selama 2011.
Di antara tujuh pasar properti mewah di Asia, hanya tiga kota besar di Asia yang masih mengalami kenaikan harga selama 2011 yaitu Jakarta (14,3%), Beijing (8,1%) dan Hong Kong (4,6%). Dari data tercatat, pasar properti mewah di Indonesia (Jakarta) tumbuh paling tinggi. Untuk sektor perumahan mewah di Jakarta, beberapa area seperti Pantai Indah Kapuk dan Kelapa Gading tercatat mengalami kenaikan harga rata-rata mencapai 15-40% sepanjang 2011. Sementara itu, daerah Kemang, Pondok Indah, dan Menteng mengalami kenaikan hanya 5-15%.
"Faktor terbatasnya lahan dan jumlah penawaran properti mewah yang ada di pasar memicu lonjakan harga, di samping tingginya permintaan konsumen untuk berinvestasi di sektor properti," Ungkap Senior Manager Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji. "Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Politik yang stabil, pasokan properti mewah yang terbatas dan meningkatnya jumlah pertumbuhan orang kaya Indonesia. Harga rata-rata properti mewah di Jakarta di prediksi akan stabil dengan kenaikan rata-rata mencapai 5%," Ucap Fakky Hidayat, Senior Associate Director, Knight Frank Indonesia.
Ia menjelaskan, pasar properti mewah pada umumnya menunjukkan kinerja yang lebih tinggi ketimbang pasar properti pada umumnya. Pergerakan dana investasi masuk ke aset properti mewah sudah melonjak sejak 2011. Alasannya, gejolak politik di Timur Tengah, Afrika Utara, dan krisis ekonomi global yang tidak menentu menyebabkan pilihan investasi selain properti dianggap berisiko tinggi. "Namun demikian, perlu diwaspadai pengaruh krisis ekonomi global dan penerapan pelaporan transaksi properti senilai di atas Rp 500 juta terhadap permintaan properti mewah pada 2012," katakan Fakky.I.Hidayat.
Sumber : rumah123.com
Di antara tujuh pasar properti mewah di Asia, hanya tiga kota besar di Asia yang masih mengalami kenaikan harga selama 2011 yaitu Jakarta (14,3%), Beijing (8,1%) dan Hong Kong (4,6%). Dari data tercatat, pasar properti mewah di Indonesia (Jakarta) tumbuh paling tinggi. Untuk sektor perumahan mewah di Jakarta, beberapa area seperti Pantai Indah Kapuk dan Kelapa Gading tercatat mengalami kenaikan harga rata-rata mencapai 15-40% sepanjang 2011. Sementara itu, daerah Kemang, Pondok Indah, dan Menteng mengalami kenaikan hanya 5-15%.
"Faktor terbatasnya lahan dan jumlah penawaran properti mewah yang ada di pasar memicu lonjakan harga, di samping tingginya permintaan konsumen untuk berinvestasi di sektor properti," Ungkap Senior Manager Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji. "Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Politik yang stabil, pasokan properti mewah yang terbatas dan meningkatnya jumlah pertumbuhan orang kaya Indonesia. Harga rata-rata properti mewah di Jakarta di prediksi akan stabil dengan kenaikan rata-rata mencapai 5%," Ucap Fakky Hidayat, Senior Associate Director, Knight Frank Indonesia.
“Prediksi tersebut terutama dirasakan
bagi properti jenis kondominium mewah yang memiliki lokasi strategis,
lingkungan yang esklusif, fasilitas premium dan kualitas interior
mewah,” jelaskannya. Meskipun harga hunian dan kondominium mewah di
Benua Asia menurun sepanjang 2011. Namun, Jakarta mampu mencetak
kenaikan harga sebesar 14,3% (year on year) dengan
peringkat ketiga tertinggi dunia. Dari beberapa kota-kota besar di Asia
yang mengalami penurunan harga properti mewah, seperti Shanghai (minus
3,4%), Kuala Lumpur (minus 5,6%), Singapura (minus 6,8%), dan Mumbai (minus 18,1%).
Ia menjelaskan, pasar properti mewah pada umumnya menunjukkan kinerja yang lebih tinggi ketimbang pasar properti pada umumnya. Pergerakan dana investasi masuk ke aset properti mewah sudah melonjak sejak 2011. Alasannya, gejolak politik di Timur Tengah, Afrika Utara, dan krisis ekonomi global yang tidak menentu menyebabkan pilihan investasi selain properti dianggap berisiko tinggi. "Namun demikian, perlu diwaspadai pengaruh krisis ekonomi global dan penerapan pelaporan transaksi properti senilai di atas Rp 500 juta terhadap permintaan properti mewah pada 2012," katakan Fakky.I.Hidayat.
Sumber : rumah123.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan di bawah ini, agar saya bisa berkunjung balik untuk silaturahmi dengan Anda !
Semoga apa yang saya sajikan di blog ini dapat bermanfaat bagi anda pengunjung setia.